1.
Karakteristik kromosom X dan
kromosom Y
Seorang pria/laki-laki mempunyai dua
jenis kromosom pada sel sperma yaitu kromosom X dan kromosom Y (selanjutnya
terkenal dengan nama kromosom XY), sedangkan seorang wanita mempunyai kromosom
XX (keduanya kromosom X).
Kromosom
X mempunyai karakteristik sebagai berikut :
- Bentuk lebih besar
- Gerakan lebih lambat
- Mempunyai umur lebih dari 72 jam (3 hari)
- Lebih tahan pada suasana vagina dengan pH asam
- Bentuk lebih besar
- Gerakan lebih lambat
- Mempunyai umur lebih dari 72 jam (3 hari)
- Lebih tahan pada suasana vagina dengan pH asam
Kromosom
Y mempunyai karakteristik sebagai berikut :
- Bentuk lebih kecil
- Gerakan lebih cepat
- Mempunyai umur paling lama 48 jam (2 hari)
- Lebih tahan pada suasana vagina dengan pH basa
- Bentuk lebih kecil
- Gerakan lebih cepat
- Mempunyai umur paling lama 48 jam (2 hari)
- Lebih tahan pada suasana vagina dengan pH basa
2.
Cara mententukan jenis kelamin
anak yang diinginkan
Jenis kelamin bayi ditentukan oleh
kromosom yang membangunnya. Bayi akan memperoleh satu kromosom dari ayah dan
satu kromosom lagi dari ibunya. Bila bayi mendapatkan kromosom Y dari sang ayah
maka akan terbentuk kromosom XY yang menentukan jenis kelamin bayi laki-laki/pria.
Bila ia mendapatkan kromosom X dari sang ayah maka akan terbentuk kromosom XX
yang menentukan jenis kelamin bayi perempuan/wanita. Untuk lebih jelasnya dapat
terlihat pada ilustrasi sebagai berikut :
Kromosom
pada Istri/Perempuan/Wanita (X1X2)
Kromosom pada Suami/Pria/Laki-Laki (X3Y4)
Kromosom pada Suami/Pria/Laki-Laki (X3Y4)
Himpunan
kemungkinan pasangan yang muncul adalah
- X1X3 (kromosom ibu X1 dan kromosom ayah X3) : Bayi Perempuan/Wanita
- X1Y4 (kromosom ibu X1 dan kromosom ayah Y4) : Bayi Laki-laki/Pria
- X1X2 (kromosom ibu X2 dan kromosom ayah X3) : Bayi Perempuan/Wanita
- X1Y2 (kromosom ibu X2 dan kromosom ayah Y4) : Bayi Laki-laki/Pria
- X1X3 (kromosom ibu X1 dan kromosom ayah X3) : Bayi Perempuan/Wanita
- X1Y4 (kromosom ibu X1 dan kromosom ayah Y4) : Bayi Laki-laki/Pria
- X1X2 (kromosom ibu X2 dan kromosom ayah X3) : Bayi Perempuan/Wanita
- X1Y2 (kromosom ibu X2 dan kromosom ayah Y4) : Bayi Laki-laki/Pria
Dengan demikian
kemungkinan untuk mendapatkan bayi laki-laki/pria adalah 50% dan kemungkinan
untuk mendapatkan bayi perempuan/wanita juga sebesar 50%. Dengan mengetahui
karakteristik kromosom X dan karakteristik kromosom Y, maka kita dapat
mempertinggi memilih jenis kelamin bayi dengan cara mempertinggi kemungkinan
lahirnya bayi laki-laki (bila yang diinginkan bayi laki-laki) atau mempertinggi
kemungkinan lahirnya bayi perempuan (bila yang diinginkan bayi perempuan). Ada
banyak teori yang mengajarkan bagaimana cara memilih jenis kelamin bayi, namun
pada kesempatan ini kami akan menjelaskan cara yang paling sederhana dengan
memanfaatkan karakteristik sel spermatozoa dengan kromosom X dan sel spermatozoa
dengan kromosom Y.
Cara
Memilih Jenis Kelamin Bayi Laki-Laki / Pria (Kromosom XY)
Untuk
mendapatkan/memilih jenis kelamin bayi laki-laki, anda harus banyak memakan
menu ikan dan menghindari menu daging pada makanan sehari-hari. Secara medis
ikan akan menghasilkan zat yang menyebabkan pH vagina yang lebih basa sehingga
daya tahan kromosom Y di vagina lebih lama. Mengenai puasa berhubungan
intim/hubungan seksual, disebutkan bahwa suami harus berpuasa melakukan
hubungan seks selama minimal 5 hari sebelum masa subur wanita/istri. Ini dimaksudkan agar tidak ada lagi sel
sperma dengan kromosom X yang bertahan di vagina/rahim istri. Puasa ini juga
dimaksudkan untuk mempertinggi kesuburan pria (kualitas sperma). Hubungan
seksual sebaiknya dilakukan pada saat masa subur (12 jam sebelum ovulasi
terjadi atau 12 jam setelah ovulasi terjadi). Ini dimaksudkan agar sel
spermatozoa dengan kromosom Y yang berukuran lebih kecil dan gerakannya lebih
cepat dapat segera membuahi sel telur sebelum sel spermatozoa dengan kromosom X
yang bentuknya lebih besar dan gerakannya lebih lambat dapat mencapai rahim dan
sama-sama berpeluang untuk membuahi sel telur.
Apabila dimungkinkan, istri harus mengalami orgasme terlebih dahulu
sebelum suami ejakulasi. Hal ini didasari dengan adanya penelitian bahwa pada
saat orgasme istri akan mengeluarkan cairan yang bersifat basa/alkali sehingga
akan mengurangi kadar pH dan Vagina menjadi lebih basa (suasana basa disukai
oleh sel spermatozoa dengan kromosom Y).
Cara
Memilih Jenis Kelamin Bayi Perempuan/Wanita(Kromosom XX)
Berlawanan dengan
metoda diatas sekarang kita dapat mengetahui bagaimana cara memilih jenis
kelamin bayi perempuan dengan cara banyak mengkonsumsi daging dibandingkan ikan
untuk memunculkan suasana pH yang lebih asam di vagina sehingga sel sperma
dengan kromosom Y akan mati karena tidak tahan dengan suasana pH tersebut. Karena sel sperma dengan kromosom Y mempunyai
umur lebih pendek dibandingkan dengan kromosom X, dengan hubungan seksual yang
teratur sebetulnya sudah meningkatkan kemungkinan lahirnya bayi
perempuan/wanita. Namun untuk lebih pastinya anda dapat memilih jenis kelamin
bayi perempuan dengan cara melakukan puasa hubungan seksual pada saat masa
subur. Hubungan seksual sebaiknya
dilakukan 2-3 hari sebelum masa subur dengan maksud pada selang waktu 2-3 hari
tersebut sel sperma dengan kromosom Y akan mati sebelum ovulasi terjadi. Dengan
demikian sel spermatozoa dengan kromosom X yang masih terdapat di rahim
mempunyai kesempatan lebih tinggi untuk membuahi sel telur pada saat terjadinya
ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur) sel spermatozoa dengan kromosom
X sudah siap untuk membuahi sel telur. Berlawanan
dengan cara memilih jenis kelamin bayi laki-laki, untuk mendapatkan/memilih
jenis kelamin perempuan, istri tidak perlu mengalami orgasme sehingga pH vagina
tetap dalam pH asam (suasana yang disukai oleh sel spermatozoa dengan kromosom
X).
Teori ini memang sangat
sederhana dan menurut penelitian, keakuratannya sangat tergantung dengan
kemampuan untuk membaca kapan masa subur itu terjadi. Kita juga dapat
berkonsultasi dengan dokter mengenai hal ini.
Metode
Shettles
Metode yang
dicetuskan oleh dr. Shettles ini dilakukan dengan cara melakukan hubungan
seksual pada hari tertentu di siklus menstruasi. Metode ini berdasarkan teori
bahwa sperma Y bergerak lebih cepat tetapi tidak dapat hidup lebih lama
dibandingkan dengan sperma X, sehingga bila misalnya yang diinginkan adalah
anak laki-laki maka hubungan seksual sebaiknya dilakukan pada waktu yang sedekat
mungkin dengan saat ovulasi dan bila yang diinginkan adalah anak perempuan maka
hubungan seksual sebaiknya dilakukan 2-4 hari sebelum terjadinya ovulasi. Efektifitas
dari metode ini diklaim sampai 75 %, walaupun hal tersebut diragukan oleh
ilmuwan lain. Yang perlu diingat adalah kemungkinan untuk mendapatkan bayi
dengan jenis kelamin yang diinginkan adalah kurang lebih sama sebesar 50 %.
Hal yang
mempengaruhi jenis kelamin anak laki-laki atau perempuan
Berikut adalah beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi jenis kelamin bayi berdasarkan teori dari dr. Shettles :
- Waktu hubungan seksual dikaitkan dengan waktu ovulasi
Faktor yang
sangat mempengaruhi jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan nanti adalah waktu
dilakukannya hubungan seksual dengan siklus menstruasi. Semakin dekat waktu
antara hubungan seksual yang dilakukan dengan waktu ovulasi, maka kemungkinan
untuk mendapatkan anak laki-laki akan semakin besar, hal ini karena sperma Y
bergerak lebih cepat dan akan sampai terlebih dahulu ke sel telur. Kemudian
jika hubungan seksual dilakukan 3 hari sebelum terjadinya ovulasi, maka
kemungkinan untuk mendapatkan anak perempuan akan lebih besar karena sperma Y
yang lebih lemah cenderung untuk mati lebih cepat sehingga jumlah sperma X yang
lebih kuat akan lebih banyak pada saat sel telur nanti akhirnya dilepaskan
(ovulasi).
- pH dari liang vagina
Kondisi pH
dari liang vagina wanita juga dapat menentukan jenis kelamin anak yang akan
didapat kelak. Semakin asam pH dari vagina maka kemungkinan untuk mendapatkan
anak perempuan akan semakin besar, hal ini karena kondisi asam tersebut akan
mematikan sperma yang lebih lemah dahulu (sperma Y) sehingga jumlah sperma yang
lebih kuat (sperma X) akan lebih banyak. Sebailiknya juga demikian, apabila
kondisi vagina lebih bersifat basa (alkali), maka kemungkinan untuk mendapatkan
anak laki-laki akan semakin besar. Walaupun demikian ada juga beberapa wanita
yang memang mempunyai pH vagina cenderung asam sehingga lebih sulit untuk
mendapatkan anak laki-laki.
- Orgasme pada wanita
Orgasme pada
wanita ternyata juga dapat mempengaruhi menurut dr. Shettles, hal ini karena
pada saat wanita mengalami orgasme maka tubuh akan mengeluarkan suatu zat yang
bersifat basa (alkali) yang cenderung untuk menghasilkan anak laki-laki.