Jumat, 10 Mei 2013

Bagaimana menghadapi Gejolak Pubertas ? -Part 2-


Hm.. ini lanjutan dari "Bagaiman menghadapi Gejolak Pubertas ? -Part 1-

11.  Bicarakan konsep pacaran sehat dengan anak. Konsep hubungan ini, secara fisik bisa melindungi anak dan pacarnya dari kemungkinan terjadinya KTD (Kehamilan Tidak Diinginkan) dan PMS (Penyakit Menular Seksual). Secara psikis, obrolan ini juga bisa menghindarkan perasaan tidak nyaman dan teraniaya.

12.  Orang tua wajib memberi anak batasan dan aturan agar dia sehat dan aman. Tanpa keduanya, anak akan mengambil keputusan berisiko seperti mengonsumsi alkohol, rokok, narkotika, terlibat tawuran, pornografi, atau penyalahgunaan seks.

13.  Jangan memberikan anak kepercayaan 100 %. Sisakan 20 % untuk tetap waspada dan kontrol secara berkala.

14.  Kenali dan pantau semua orang yang berada di lingkaran terdekat anak.

15.  Tegaslah terhadap pornografi karena kecanduan pornografi bisa menyebabkan anak mengalami perubahan konstan pada neurotransmitter (pengirim pesan) dan fungsi kontrol otak. Memori juga terganggu dan memunculkan gangguan perilaku serta penurunan kemampuan intelegensi.

16.  Bicarakan seks secara terbuka, jadilah informan pertama dan utama anak, dan jangan biarkan anak mencari tahu ke teman sebaya, majalah dewasa, apalagi siturs porno.

17.  Cegah anak terjerat narkoba (narkotik dan obat terlarang) dengan mengajari dia agar bisa mengenali jenis, bentuk, efek, dan manfaat narkoba. Lalu, bantu dia untuk tahu cara bandar menjerat mangsa, dan bekali informasi yang lengkap, akurat, dan terkini agar tidak tertipu bandar narkoba.

18.  Tidak ada aktivitas seksual yang 100 % aman jika melibatkan pertukaran cairan vagiana dan sperma. Penggunaan kondom sekalipun tidak bisa menghindarkan penularan PMS dan KTD.

19.  Secara medis, masturbasi yang aman, steril, dan tek melukai atau menimbulkan infeksi tidak  berdampak buruk bagi kesehatan. Namun, kebanyakan remaja pelaku kerap didera rasa bersalah, berdosa, dan cemas karena menganggap dirinya melakukan sesuatu yang dianggap bertentangan dengan kepercayaan dan norma agama.

20.  Anggapan bahwa perempuan akan mengeluarkan darah yang banyak dan berwarna merah saat pertama kali berhubungan seks adalah mitos. Pasalnya, selaput dara hanya membran yang sangat tipis dan elastis serta terletak sekitar 1-2 cm dari lubang vagina. Artinya, saat robek pun tidak akan menyebabkan mitos itu terjadi. Jika keluar, darah biasanya akan bercampur cairan lubrikasi sehingga tidak terlihat terlalu jelas.

21.  Lakukan diskusi secara sehat, hangat, dan terbuka. Caranya, jangan meghakimi, menyalahkan, mengkritik, atau menertawakan pertanyaan anak. Sebaiknya, hargai dan pahami keingintahuan anak.

22.  manfaat yang bisa diraih saat komunikasi seperti ini terjalin dan mempertimbangkan nilai sosial yang dikaitkan masalah reproduksi.

23.  Para pakar meyakini anak yang pernah diajak membicarakan kekerasan seksual oleh orangtua akan berpeluang lebih besar untuk siap mencegahnya.

24.  Para ahli juga meyakini, remaja yang memiliki ralasi yang harmonis dengan orangtua akan berprestasi optimal di bidang akademis maupun sosial, juga terhindar penyalahgunaan seks, alkohol, dan narkotik.

25.  Bersyukurlah jika anak rajin bertanya. Ini adalah indikator kepercayaan anak terhadap informasi dari orangtua. Khawatirlah bila anak mulai berhenti bertanya dan lebih percaya teman sebaya serta internet. Sebisa mungkin, jangan biarkan hal ini terjadi supaya orangtua tidak kehilangan akses untuk mengontrol ini hati dan pikiran anak.

Semoga bermanfaat ^_^
Sumber: NOVA (Sahabat Wanita Inspirasi Keluarga) 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar